Benci Melihat Diri Sendiri di Cermin?

Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah kelainan akibat obsesi terhadap kekurangan pada tubuh yang dilihat dengan rasa benci setiap kali melihat pantulan diri pada cermin.  Hal ini menyebabkan seseorang sulit menerima diri dan tidak bisa menerima bila tubuhnya tak sesuai keinginan. 

BDD adalah masalah yang kian meningkat di kalangan perempuan muda di beberapa negara akibat merasa dirinya tak cukup kurus bak model atau cantik seperti artis di televisi. 

Orang dengan masalah BDD cenderung menekan diri sendiri dan atau banyak memikirkan kekurangan pada tubuhnya sehingga jadi terlampau sering mencoba mempercantik diri. Alhasil, orang dengan BDD membiarkan imej buruk akan tubuhnya mengambil alih hidupnya. Penyakit mental semacam ini cenderung membuat seseorang memilih jalan operasi plastik. 

Contoh, Michael Jackson yang melakukan puluhan operasi plastik, Uma Thurman menjadi terobsesi dengan bentuk mata dan tubuhnya usai kelahiran, bahkan Marilyn Monroe dikabarkan mengalami masalah ini. 

Dr Seema Hingorrany, psikolog klinis dari India mengatakan, orang dengan BDD memiliki nilai diri yang rendah dan tidak menyadari mentalnya jatuh dan membenci diri yang bisa berbahaya. 

"Saya melihat banyak anak perempuan yang makin merasa bermasalah dengan warna kulit, bentuk hidung, dan ukuran pahanya. Meski tampaknya cukup normal, namun mereka melihatnya area tubuh mereka itu kurang proporsional dan karena itulah tak ada lelaki yang mau menjalin cinta dengannya. Namun fakta mereka menyalahkan hidungnya sehingga tak mau keluar dari rumah adalah salahnya sendiri. Jadi, cara mereka menanggapi bentuk tubuhnya adalah hal yang berbahaya," kata Hingorrany. 

Ada banyak penyebabnya. Hingorrany mengatakan, umumnya pemicunya adalah komentar tak mengenakkan dari teman, keluarga, atau memori disfungsional pada masa kecil. Selain bentuk tubuh, warna kulit juga menjadi salah satu hal yang dibenci. 

"Digoda atau di-bully saat kecil bisa meninggalkan trauma pada anak sensitif yang kemudian tumbuh dan dihantui degan masalah inferioritas," ujar Hingorrany. 

Katanya lagi, BDD akan bermasalah dengan depresi, fobia sosial, obsessive-compulsive disorder, serta kepribadian yang paranoid. BDD juga bisa terkait dengan makan berlebihan, anoreksia, dan bulimia. 

Untuk mengatasi masalah ini umumnya dibutuhkan terapi khusus, seperti terapi kognisi dan lainnya.

Sumber : BeritaSatu.com