Moslemuddin Sarkar (kiri) hilang sejak tahun 1989. |
Seorang pria Bangladesh dinyatakan hilang 23 tahun silam. Kini, ia berhasil pulang, setelah dikurung 15 tahun di penjara Pakistan.
Moslemuddin Sarkar menghilang sejak tahun 1989. Kemudian pada hari Selasa, (31/7/2012), ia berhasil pulang setelah dikurung 15 tahun di penjara Pakistan. Kepulangan Moslemuddin difasilitasi oleh Komite Internasional Palang Merah.
Ratusan simpatisan berkumpul di desa Bishnurampur, utara distrik Mymensingh, Bangladesh, untuk melihat pertemuan memilukan itu.
"Saya memasuki India secara ilegal pada tahun 1989, tanpa memberitahu keluarga," kata Moslemuddin, seperti dilansir Telegraph, (1/8/2012).
Malangnya, Moslemuddin tertangkap saat berusaha menyeberang ke Pakistan pada tahun 1997. "Saya pergi ke Pakistan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Tapi, mereka menangkap saya di perbatasan. Memukuli dan menyiksa saya di penjara," tukasnya dalam bahasa campuran Urdu dan Bengali.
Moslemuddin menulis puluhan surat kepada keluarganya. Namun, tak ada jawaban sama sekali. Suatu ketika, ia pernah kehilangan semua harapan untuk pulang ke rumah.
Tim Palang Merah memfasilitasi kepulangan Moslemuddin, setelah keluarganya menerima pesan dia dikurung di penjara Pakistan, menurut juru bicara Palang Merah, Onchita Shadman, sebagaimana dilansir AFP.
Julhas Uddin, adik Moslemuddin, telah mencari saudaranya selama bertahun-tahun. Tetapi, usahanya selalu menemui jalan buntu. Ia dan keluarga lainnya akhirnya menyerah. Namun, ibunya tetap percaya bahwa suatu hari Moslemuddin akan pulang.
Pertemuan ibu dan anak itu sungguh mengharukan. Ia terus memeluk ibunya sambil berderai air mata. Tak disangka, wanita itu malah pingsan di pelukan anaknya. Kesedihan mungkin sudah terlalu lama bergelayut di hatinya. Menanti anak yang tak kunjung pulang.
Moslemuddin Sarkar menghilang sejak tahun 1989. Kemudian pada hari Selasa, (31/7/2012), ia berhasil pulang setelah dikurung 15 tahun di penjara Pakistan. Kepulangan Moslemuddin difasilitasi oleh Komite Internasional Palang Merah.
Ratusan simpatisan berkumpul di desa Bishnurampur, utara distrik Mymensingh, Bangladesh, untuk melihat pertemuan memilukan itu.
"Saya memasuki India secara ilegal pada tahun 1989, tanpa memberitahu keluarga," kata Moslemuddin, seperti dilansir Telegraph, (1/8/2012).
Malangnya, Moslemuddin tertangkap saat berusaha menyeberang ke Pakistan pada tahun 1997. "Saya pergi ke Pakistan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Tapi, mereka menangkap saya di perbatasan. Memukuli dan menyiksa saya di penjara," tukasnya dalam bahasa campuran Urdu dan Bengali.
Moslemuddin menulis puluhan surat kepada keluarganya. Namun, tak ada jawaban sama sekali. Suatu ketika, ia pernah kehilangan semua harapan untuk pulang ke rumah.
Tim Palang Merah memfasilitasi kepulangan Moslemuddin, setelah keluarganya menerima pesan dia dikurung di penjara Pakistan, menurut juru bicara Palang Merah, Onchita Shadman, sebagaimana dilansir AFP.
Julhas Uddin, adik Moslemuddin, telah mencari saudaranya selama bertahun-tahun. Tetapi, usahanya selalu menemui jalan buntu. Ia dan keluarga lainnya akhirnya menyerah. Namun, ibunya tetap percaya bahwa suatu hari Moslemuddin akan pulang.
Pertemuan ibu dan anak itu sungguh mengharukan. Ia terus memeluk ibunya sambil berderai air mata. Tak disangka, wanita itu malah pingsan di pelukan anaknya. Kesedihan mungkin sudah terlalu lama bergelayut di hatinya. Menanti anak yang tak kunjung pulang.
Moslemuddin bahkan tak berhenti menangis selama berjam-jam. Segala cerita duka sirna begitu saja. Ia senang bisa kembali ke pelukan keluarga tercinta.
Sumber : Merdeka.com
Sumber : Merdeka.com