Buah yang umum dijadikan wine adalah anggur. Tapi bisa juga digunakan buah lainnya seperti plum atau blackcurrent. Proses fermentasi yang dialami membuat minuman ini mengandung alkohol dan biasa digunakan dalam pesta.
Proses pembuatan wine dimulai dengan diperasnya buah menjadi sari buah. Hasil perasan ini kemudian disimpan dalam tong kayu atau logam bersama dengan ragi selama beberapa minggu.
Mikroorganisme yang ada dalam sari buah mengkonsumsi gula dalam perasan buah, menghasilkan alkohol dan karbondioksida. Karena hanya diletakkan dalam tong, gas karbondioksida akhirnya terlepas ke udara. Hasil fermentasi inilah yang akhirnya menjadi wine.
Wine bisa diolah lebih lanjut menjadi sparkling wine, yaitu wine yang mengandung soda sehingga tampak butiran-butiran kecil berkilau dalam minuman ini. Sparkling wine dapat berbentuk red wine, white wine maupun rose wine. Sparkling wine mengalami 2 kali fermentasi.
Anggur yang sudah menjadi wine ditambahkan liqueur atau sejenis arak kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol yang ditutup dengan sumbat. Botol disimpan di dalam ruang bawah tanah dengan suhu sekitar 10 derajat Celcius dan ditumpuk secara horizontal selama beberapa bulan.
Wine mulai mengalami fermentasi. Mikroorganisme menghasilkan lebih banyak karbondioksida. Hanya, kali ini karbondioksida tak terlepas ke udara karena tertutup sumbat botol. sehingga terciptanya sparkling wine yang memiliki banyak soda.
Sumber : Metrotvnews.com